Aku Dan Komunitas
25 tahun kulewati hari-hariku sebagai Ibu rumah tangga biasa yang berkutat di dalam pekerjaan rumah tangga, urusan anak dan suami. Tidak ada kegiatan berarti yang aku lakukan dalam mengisi hari-hariku. Bagaikan katak dalam tempurung hidupku, lingkungan rumah dan sekolah anak tak lebih dari itu semua. Jenuh dan bosan sudah pasti.
Bertemu teman baru membuatku menemukan semangat baru. Berawal dari obrolan ringan aku dan beberapa teman yang kebetulan mempunyai hobby yang sama yakni Patchwork. Untuk mempunyai wadah supaya kami bisa berkumpul, belajar dan berbagi, terbentuklah sebuah wadah yang diberi nama P2N atau kepanjangan dari kata Pesona Perca Nusantara, keren yaaa namanya. Beranggotakan perempuan Indonesia dimanapun berada baik berdomisili di dalam negeri maupun tinggal di luar negeri. Hobby keterampilan tangan mempertemukan dan menyatukan kami. Latar belakang pendidikan, sosial yang berbeda bukan merupakan suatu halangan untuk bersatu dalam karya.
Awal mulanya kita yang bertempat tinggal di Bandung setiap hari rabu berkumpul. Masing-masing mengerjakan pekerjaannya sendiri. Akhirnya terpikirkan untuk mengerjakan sebuah projek bersama-sama. Patchwork dengan pola hexagon adalah sebuah projek yang pertama kali kita kerjakan. Kita semua berbagi tugas memilih kain, memotong pola dari kertas sampai memotong kain dan menjahit. Kita kerjakan semua itu dengan bergotong-royong. Setiap kali berkumpul suasananya penuh keakraban diselingi canda tawa dan tetap sambil menjahit. Kalau sudah berkumpul, ada saja topik pembicaraan yang kita obrolin juga saling berbagi ilmu ataupun makanan.

Akhirnya, kami semua berpikir untuk memperkenalkan komunitas P2N ke khalayak umum. Sebuah kesempatan langka yang ditawarkan kepada kami langsung kami sambut dengan gembira dan penuh semangat. Hadir ikut serta meramaikan perhelatan 60 tahun KAA di Bandung. Patchwork "Rujakan Hexies dan 60 tahun KAA Terekam dalam Perca 60 Block " ikut serta mempercantik keramaian perhelatan KAA di Bandung. Ini semua menjadi titik awal langkah kami dalam memperkenalkan sebuah ketrampilan mengolah limbah perca menjadi sesuatu yang bernilai seni dan dapat dijual.
Disetiap pertemuan P2N, selalu muncul ide atau pun keinginan untuk semakin berkembang komunitas ini. Juga semakin bermanfaat untuk siapapun yang tertarik dengan kegiatan jahit-menjahit, khususnya bermain perca. Traveling ke Solo-Yogya, langkah awal kita memperkenalkan diri. Selain berkenalan dengan sesama pecinta ketrampilan patchwork setempat, kita juga mengunjungi berbagai destinasi wisata dan mencoba berbagai kuliner. Berbagi ilmu adalah salah satu cara kita untuk menjalin pertemanan, bertemu banyak orang dan membantu memberdayakan perempuan-perempuan Indonesia. Kami pun sudah mengadakan kegiatan gathering 1 sampai 4, mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan oleh pemerintah dan ikut terlibat dalam kegiatan sosial bantuan bencana alam.
Untukku, komunitas ini bagaikan sebuah pupuk atau pun suplement jiwa. Aku yang terkurung tiba-tiba menemukan sebuah dunia baru yang membuatku penuh gairah. Aku merasakan berbagai petualangan atau pun tantangan baru. Aku yang pada dasarnya senang mengobrol, rasanya seperti punya wadah atau media untuk menyalurkannya. Aku yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan khusus di bidang jahit-menjahit, selama ini belajar secara otodidak dari buku-buku yang aku beli dan banyak bertanya ke teman yang memang ahli dibidang ini. Dan akhirnya Aku memberanikan diri untuk mengajar, awalnya hanya di dalam kesempatan yang diadakan oleh komunitas. Sebuah pengalaman yang tak terpikirkan apalagi dibayangkan. Menjadi seseorang yang bermanfaat untuk orang lain itu membuatku bahagia. Perca-jarum sarana yang membawa diriku ke dunia baru penuh warna. Alhamdulilah satu kata terucap dalam batinku.




Wahhh keren aku pengen belajar banget Bu...apakah sy boleh jadi murid ibu🤗🙏
ReplyDelete